Minggu, 13 November 2016

Makalah Ejaan - mumajads@blogspot.com



EJAAN
Materi Diskusi Mata Kuliah
Bahasa Indonesia”

Dosen Pengampu :
Iwan Marwan, M.Pd.I



Disusun Oleh :

      Ma Ma Mumajad              932135616
      Dias Aprilia                       932137016


JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2016

PETA KONSEP










                                                               


BAB I
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Ejaan
Ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa termasuk pemisahan dan penggabungannya.
    Ejaan juga dapat diartikan sebagai kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi ujaran (kata,kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa)[1]
B.     Jenis-jenis Ejaan
1.       Ejaan Van Ophuysen                                                                  
 Ejaan ini disusun oleh Prof. ch. A. Van Ophuysen dengan bantuan ahli bahasa seperti Engku Nawawi atas perintah Pemerintah Hindia Belanda. Ejaan ini terbit pada tahun 1901, dalam kitab logat melayu. Menurut Van Ophuysen bahasa melayu tidak mengenal gugus konsonam dalam satu kata.
Ajaran Ophuysen tidak dipakai lagi karena beberapa pertimbangan :
a.       Adanya gugus konsonam dalam bahasa indonesia tidak menimbulkan kesulitan apapun dalam lafal bagi pemakai bahasa Indonesia.
b.      Kita menghendaki agar eajaan kata pungut dalam bahasa Indonesia sedapat-dapatnya dekat dengan ejaan asli kata asalnya.
c.       Dalam pemungutan kata asing kita sukar menghindari adanya gugus tugas konsonam.
Contoh :
Kata instruktur (bahasa Belanda instructur) jika di Indonesiakan sesuai dengan ketetapan Ophuysen akan menjadi in-se-te-ruk-tur.
Berdasarkan tiga hal tersebut maka ajaran Ophuysen dikesampingkan. Selain itu kelemahan ejaan ini banyaknya tanda-tanda diakritik.
2.       Ejaan Soewandi ( Ejaan Republik )
Ejaan ini di tetapkan mulai tanggal 19 Maret 1947 kemudian dikenal dengan Ejaan Republik/Soewandi. Tujuan diadakan perubahan ejaan yaitu : penyederhanakan untuk memudahkan.
Contoh :    Goeroe  - Guru       
3.       Ejaan yang tidak diresmikan (Ejaan Melindo)
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia.  Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).  
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh :
a.       sejajar sebagai pengganti sedjadjar
b.      mencuci sebagai pengganti mentjutji
c.       meηaηa  sebagai pengganti dari menganga
d.      berήaήi sebagai pengganti berjanji[2]

4.       Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau biasa disebut EYD, diberlakukan sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 16 Augustus 1972. Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ditetapkan oleh Mendikbud pada tanggal 31 Agustus 1975 dan dinyatakan dengan resmi berlaku diseluruh Indonesia dan disempurnakan lagi pada tahun 1987.[3]
Dikatakan ejaan yang disempurnakan karena ejaan tersebut merupakan penyempurnaan dari beberapa ejaan sebelumnya. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam  EYD, antara lain:
1.)    Pembentukan Huruf         
Ejaan lama
EYD
dj  =   jarum
tj =  tjut
nj  =   njawa
j   =    jarum
c    =  cut
ny  =  nyawa

2.) Huruf f, r, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing, misalnya khilaf, zakat.
3.) Huruf g dan x lazim digunakan dalam ilmu pengetahuan tetap, misalnya furgan dan xenon.
4.) Penulisan di - sebagai awalan dibedakan dengan di sebagai kata depan.
     Contoh :
                    Awalan                        
kata Depan
Di – dikhianati
Di - dilakukan
Di – di kampus
Di – di sekolah

5.) Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya, bukan dengan angka dua/2
Contoh :
                    dulu               
sekarang
Mahasiswa-mahasiswa
Bermain-main
Mahasiswa2
Bermain2
           
Secara umum hal-hal yang diatur dalam EYD adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian huruf
2. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
C.    Fungsi Ejaan
1.    Landasan pembakuan tata bahasa.
2.    Landasan pembakuan kosakata dan peristilah.
3.    Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa indonesia.
4.    Secara praktis ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. 

Ejaan ialah : perlambangan fonem dengan huruf. Selain itu ejaan berarti : 
Ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata imbuhan dan partikel-partikel dituliskan.
Ketetapan tentang bagaimana penulisankalimat dan bagian-bagian kalimat dengan memakai tanda baca. Fonem yaitu Bunyi-bunyi bahasa yang sering di ucapkan dan gambar bunyi bahasa yang sering diucapakan  juga diartikan  kesatuan bahasa yang terkecil yang dapat membedakan arti.



BAB II
KESIMPULAN
Ejaan yaitu perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf. Selain itu dapat juga berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa.
Ejaan juga mempunyai beberapa jenis yaitu : Ejaan van ophuysen, Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Adapun Ejaan mempunyai fungsi sebagai Landasan pembakuan tata bahasa, Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan dan juga sebagai Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa indonesia.
Secara praktis ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.



DAFTAR PUSTAKA
J.S Badudu; 1986, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Gramedia. Jakarta.
J.S Badudu; 1993, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia, Pustaka Prima. Bandung.
Depdikbud. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta : Hi-Fest, 2008.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga, 2009.

Wijayanti, Sri Hapsari., dkk. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013.




[1] Sri Hapsari Wijayanti,dkk. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2013), 1
[2]  Depdikbud. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, ( Jakarta : Hi-Fest, 2008), 27.
[3]Kunjana Rahardi,  Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : Erlangga,2009), 197.
 

2 komentar:

Analisis Jurnal yang benar dan Baik By: Mumajad El Basyir

Nama : MA’MA MUMAJAD NIM : 932135616 Mata kuliah : Pengembangan Pendidikan Nonformal/Informal Keagamaan. Instansi.         : Instit...