FILSAFAT ABAD MODERN
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Filsafat Umum”
Dosen
Pengampu:
Sufirmansyah, M.Pd.I
Disusun
Oleh :
MA MA MUMAJAD 9321.356.16
QURROTU A’YUN 9321.386.16
FENNY WIDIAWATI 9321.371.16
JURUSAN : TARBIYAH
PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Zaman filsafat
modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis
zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan
munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang
mengacu pada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia
(pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan
pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama
Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang
terpecah-pecah.
Di samping itu,
para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari
keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan
kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik. Renaissance akan banyak
memberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala
hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan
sejarah.
Pada masa itu
pula terdapat upaya manusia untuk member tempat kepada akal yang mandiri. Akal
diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal
pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang diperlukan juga
pemecahannya. Hal ini dibuktikan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan
yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.
Asumsi yang
digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir dunia baru
yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada
suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sejarah awalnya dari filsafat modern?
2.
Apa ciri-ciri dari filsafat modern?
3.
Apa saja aliran-aliran filsafat
modern?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH FILSAFAT MODERN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu secara mendalam sampai ke akar-akarnya dalam mencari
hakikat dari suatu fenomena untuk mempeoleh kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari para penguasa tetapi
dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya meyakini
pengalaman Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.
Aliran rasionalisme di pelopori oleh Rene
Descartes (1596-1650M) dalam Discoerse Dela methode tahun 1637 ia menegaskan
perlunya pada metode jitu sebagai dasar kokoh Bagi semua pengetahuan, yaitu
dengan menyaksikan segalanya, secara metodis. namun Tetapi dalam kesangsian
yang metoddis ini ternyata hanya satu hal yang tidak dapat Diragukan,yaitu
‘Saya ragu-ragu’. Ini bukan hayalan,tetapi kenyataan, bahwa ‘Aku ragu-ragu’.
Jika aku menyaksikan sesuatu,aku
menyadari bahwa, aku menyaksikan adanya. Discartes menerima 3
realitas atau substansi bawaan yang sudah ada sejak kita lahir yaitu: Realitas
pikiran, Realitas perluasan, Realitas tuhan Sebagai wujud yang seluruhnya
sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu. Pikiran sesungguhnya
adalah kesadaran, materi adalah keluasan.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan
tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa,
tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada
beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah
rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya,
meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun
yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba
memadukan kedua pendapat berbeda.
Sejarah filsafat terdiri dari tiga
periode. Periode pertama, adalah periode klasik, sebagai kelanjutan era
kuno yang dimulai dari Athena, Alexsanderia, dan pusat-pusat pemikiran
Helenistik dan Roma. Periode kedua, adalah periode pertengahan dan periode ketiga,
adalah periode modern yang dilanjutkan dengan periode post-modernisme.
Socrates masuk
pada kategori era klasik bersama para filosof lainnya, semisal Plato
yang menjadi muridnya dan kemunculan
Aristoteles sebagai murid dari Plato menjadi puncak keemasan era
filsafat klasik. Filsafat Plato menemukan sebuah realitas sejati yang
disebutnya sebagai dunia ide yang merangkum segala bentuk
Kebenaran berdasarkan ide atau sisi rasionalitas
manusia.
Baginya
realities fisik adalah refleksi terhadap dunia ide. Berbeda dengan muridnya,
Aristoteles memperkenalkan paham realisme. Menurutnya realitas adalah
benda-benda konkrit yang menciptakan kesatuan antara bentuk dan subtansi.
Setelah masa
Aristoteles, wacana kefilsafatan menjadi redup. Kerakteristik filsafat Barat
abad pertengahan adalah pembenaran terhadap otoritas Kitab. Salah seorang yang
terkenal pada masa itu adalah Thomas Aquinas (1225-1274 M), K. St. Bona
Venture (1221-1257M). Pemikiran mereka berusaha untuk merekonsiliasi antara
akal dan wahyu. Mereka berusaha menjabarkan dogma-dogma Kristen dengan
ajaran filsafat.
Akal pada waktu
itu bagaikan hamba perempuan untuk memuaskan nafsu “kelaki-lakian”
teologi Kristen. Seorang tokoh lain yang muncul pada waktu itu adalah St.
Agustinus (1354-1430M) bahkan tidak percaya dengan kekuatan akal dalam mencari
kebenaran apapun. Baginya kebenaran sepenuhnya terbenam, berada dalam
wahyu Tuhan (teks). Singkatnya, pada masa itu, persoalan epistemology
mengalami kepiluan dan penderitaan di bawah tafsir tunggal para
agamawan yang sekaligus menjadi penguasa politik pada zaman tersebut .
Kekuasaan
keagamaan yang tumbuh berkembang selama abad pertengahan di Eropa tampaknya
menyebabkan terjadinya supremasi Semitik di atas alam pikiran Hellenistik. Di
lain pihak, orang merasa dapat memadukan Hellenisme yang bersifat manusiawi
intelektual dengan ajaran agama yang bersifat samawi-supernatural.
Dari sinilah tumbuh rasionalisme, empirisme, idelisme, dan positivisme
yang kesemuanya memberikan perhatian yang amat besar terhadap problem
pengetahuan nonmetafisika (bukan agama) dan lahirlah babakan baru yakni
babak modern yang ditandai dengan gerakan renaissance.[1]
B.
CIRI-CIRI FILSAFAT MODERN
Filsafat zaman
modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir.
Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu;
Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan.
Dengan
subjektivitas dimaksudkan bahwa manusia menyadari dirinya sebagai subjectum,
yaitu sebagai pusat realitas yang menjadi ukuran segala sesuatu. Lewat
modernisasi manusia lebih menyadari dirinya sebagai individu. Di dalam filsafat
kita mendengar pernyataan Decartes yang sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum
(Saya berpikir maka saya ada). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran
zaman modern yang terus dipertahankan. Manusia sebagai individu bisa mengetahui
kenyataan dengan rasionya sendiri.
Elemen
selanjutnya adalah kritik. Dengan kritik dimaksudkan bahwa rasio tidak hanya
menjadi sumber pengetahuan, melainkan juga menjadi kemampuan prakti untuk
membebaskan individu dari wewenang tradisi atau untuk menghancurkan
parsangka-prasangka yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai keberanian
untuk berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.Subjektivitas dan
kritik pada gilirannya mengandaikan keyakinan akan kemajuan.
Dengan kemajuan
dimaksudkan bahwa manusia menyadari waktu sebagai sumber langka yang tak
terulangi. Waktu dialami sebagai rangkaian peristiwa yang mengarah pada satu
tujuan yang dituju oleh subjektivitas dan kritik tersebut. Selain itu ada
dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan
mengual otoritas Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya menjelaskan
lain-Iainnya.
C. ALIRAN-ALIRAN
FILSAFAT MODERN
Adapun
aliran-aliran pemikiran yang muncul pada filsafat modern ini:
a.
Rasionalisme
Rasionalisme adalah
paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk
memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara
berfikir. Dalam aliran ini muncul istilah Cogito ergo sum yang artinya
adalah saya berfikir maka saya ada.Tokohnya:Rene Descartes
b.
Empirisme
Aliran empirisme
beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat
diperoleh lewat indera (empiri) , dan empirilah satu- satunya sumber
pengetahuan.Tokohnya:Thomas Hobbes. John Locke. David
Hume.
c.
Kritisme
Aliran kritisme
beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar
dengan ilmu pengetahuan alam. Dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis
pada setiap gejala- gejala . Karena itu dibutuhkan sebuah analisis.Tokohnya:Immanuel
Kant
d.
Idealisme
Idealis pertama dalam
pengertian modern ialah Berkeley yang pada abad ke- 18 menolak eksistensi
independen benda-benda. Idealisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran idealisme segala peristiwa
didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat tertentu terpenuhi. Tokohnya:Hegel.
Schopen haver, schjeling
e.
Positivisme
Positivisme adalah
aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar
fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu
pengetahuan. Tokohnya:August Comte.[2]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari para penguasa tetapi
dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya meyakini pengalaman
Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.
2. Filsafat zaman
modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola
berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu;
Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan.
3. Aliran-Aliran Filsafat Modern: Rasionalisme, Empirisme, Kritisme, Idealisme,
Positivisme. Descartes, pascal, Kant, Hegel, August Comte
dan john locke adalah beberapa nama
dari ahli-ahli yang mempelopori dan mendukung teori-teori aliran filsafat modern. Selain nama-nama
tersebut, masih banyak ahli yang turut berpartisipasi mendukung teori yang
lahir di zaman filsafat modern.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Wiramihardja, Sutardjo, Pengantar Filsafat, Refika Aditama, Bandung: 2006.
Achmadi, Asmoro,
Filsafat Umum, Rajawali Pers, Jakarta:2013.
Alfan, Muhammad. Filsafat
Modern. Bandung : Pustaka Setia. 2013.
Hakim,
Atang Abdul, Filsafat Umum Dari Mitologi Sampai Teofilosofi, Bandung: Pustaka
Setia, 2008.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/sejarah-perkembangan-ilmu-pada-masa-modern-4/. Di akses
pada tanggal 26-09-2016.
K. Bertens, Ringkasan
Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1981.
Muzairi, Filsafat
Umum, Yogyakarta: Teras, 2009.
Rahman, Masykur Arif, Buku Pintar
Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: ircisod, 2013.
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum Akal
dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar