Minggu, 13 November 2016

MAKALAH FILSAFAT ABAD MODERN



FILSAFAT ABAD MODERN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
 “Filsafat Umum

Dosen Pengampu:
Sufirmansyah, M.Pd.I



Disusun Oleh :

MA MA MUMAJAD             9321.356.16
QURROTU A’YUN              9321.386.16
FENNY WIDIAWATI          9321.371.16

JURUSAN                        : TARBIYAH
PROGRAM STUDI                   : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu pada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.
Di samping itu, para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik. Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah.
Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk member tempat kepada akal yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang diperlukan juga pemecahannya. Hal ini dibuktikan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.
Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir dunia baru yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.            Bagaimana sejarah awalnya dari filsafat modern?
2.            Apa ciri-ciri dari filsafat modern?
3.            Apa saja aliran-aliran filsafat modern?



BAB II
PEMBAHASAN
                                                                                            
A.    SEJARAH FILSAFAT MODERN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam sampai ke akar-akarnya dalam mencari hakikat dari suatu fenomena untuk mempeoleh kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya  meyakini  pengalaman Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.
Aliran rasionalisme di pelopori oleh Rene Descartes (1596-1650M) dalam Discoerse Dela methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya pada metode jitu sebagai dasar kokoh Bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyaksikan segalanya, secara metodis. namun Tetapi dalam kesangsian yang metoddis ini ternyata hanya satu hal yang tidak dapat Diragukan,yaitu ‘Saya ragu-ragu’. Ini bukan hayalan,tetapi kenyataan, bahwa ‘Aku ragu-ragu’.
Jika aku  menyaksikan  sesuatu,aku  menyadari  bahwa, aku  menyaksikan adanya. Discartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan yang sudah ada sejak kita lahir yaitu: Realitas pikiran, Realitas perluasan, Realitas tuhan Sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu. Pikiran sesungguhnya adalah  kesadaran, materi adalah keluasan.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber  pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang  mencoba  memadukan kedua pendapat berbeda. 
Sejarah filsafat terdiri  dari  tiga  periode. Periode pertama, adalah periode klasik, sebagai kelanjutan era kuno yang dimulai dari Athena, Alexsanderia, dan pusat-pusat pemikiran Helenistik dan Roma. Periode kedua, adalah periode pertengahan dan periode ketiga, adalah periode modern yang dilanjutkan dengan periode post-modernisme.
Socrates masuk pada kategori era klasik bersama para filosof lainnya, semisal  Plato  yang  menjadi  muridnya  dan  kemunculan  Aristoteles  sebagai murid dari Plato menjadi puncak keemasan era filsafat klasik. Filsafat Plato menemukan sebuah realitas sejati yang disebutnya sebagai dunia ide yang merangkum  segala  bentuk  Kebenaran  berdasarkan  ide  atau  sisi rasionalitas manusia.
Baginya realities fisik adalah refleksi terhadap dunia ide. Berbeda dengan muridnya, Aristoteles memperkenalkan paham realisme. Menurutnya realitas adalah benda-benda konkrit yang menciptakan kesatuan antara bentuk dan subtansi.
Setelah masa Aristoteles, wacana kefilsafatan menjadi redup. Kerakteristik filsafat Barat abad pertengahan adalah pembenaran terhadap otoritas Kitab. Salah seorang yang  terkenal pada masa itu adalah Thomas Aquinas (1225-1274 M), K. St. Bona Venture (1221-1257M). Pemikiran mereka berusaha untuk merekonsiliasi antara akal dan  wahyu. Mereka berusaha menjabarkan dogma-dogma Kristen dengan ajaran filsafat.
Akal pada waktu itu bagaikan hamba perempuan untuk memuaskan nafsu “kelaki-lakian”  teologi Kristen. Seorang tokoh lain yang muncul pada waktu itu adalah St. Agustinus (1354-1430M) bahkan tidak percaya dengan kekuatan akal dalam mencari kebenaran apapun. Baginya kebenaran sepenuhnya  terbenam, berada dalam wahyu  Tuhan (teks). Singkatnya, pada masa itu, persoalan epistemology mengalami  kepiluan  dan penderitaan di bawah tafsir tunggal para agamawan yang sekaligus menjadi penguasa politik pada zaman tersebut .
Kekuasaan keagamaan yang tumbuh berkembang selama abad pertengahan di Eropa tampaknya menyebabkan terjadinya supremasi Semitik di atas alam pikiran Hellenistik. Di lain pihak, orang merasa dapat memadukan Hellenisme yang bersifat manusiawi intelektual dengan ajaran agama yang bersifat  samawi-supernatural.  Dari sinilah tumbuh rasionalisme, empirisme, idelisme, dan positivisme yang kesemuanya memberikan perhatian yang amat besar terhadap problem pengetahuan nonmetafisika   (bukan agama) dan lahirlah babakan baru yakni babak modern yang ditandai dengan  gerakan renaissance.[1]

B.     CIRI-CIRI FILSAFAT MODERN
Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu; Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan. 
Dengan subjektivitas dimaksudkan bahwa manusia menyadari dirinya sebagai subjectum, yaitu sebagai pusat realitas yang menjadi ukuran segala sesuatu. Lewat modernisasi manusia lebih menyadari dirinya sebagai individu. Di dalam filsafat kita mendengar pernyataan Decartes yang sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum (Saya berpikir maka saya ada). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran zaman modern yang terus dipertahankan. Manusia sebagai individu bisa mengetahui kenyataan dengan rasionya sendiri.
Elemen selanjutnya adalah kritik. Dengan kritik dimaksudkan bahwa rasio tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, melainkan juga menjadi kemampuan prakti untuk membebaskan individu dari wewenang tradisi atau untuk menghancurkan parsangka-prasangka yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai keberanian untuk berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.Subjektivitas dan kritik pada gilirannya mengandaikan keyakinan akan kemajuan. 
Dengan kemajuan dimaksudkan bahwa manusia menyadari waktu sebagai sumber langka yang tak terulangi. Waktu dialami sebagai rangkaian peristiwa yang mengarah pada satu tujuan yang dituju oleh subjektivitas dan kritik tersebut. Selain itu ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan mengual otoritas Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya menjelaskan lain-Iainnya.

C.    ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT MODERN
Adapun aliran-aliran pemikiran yang muncul pada filsafat modern ini:
a.      Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir. Dalam aliran ini muncul istilah Cogito ergo sum yang artinya adalah saya berfikir maka saya ada.Tokohnya:Rene Descartes
b.      Empirisme           
Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat indera (empiri) , dan empirilah satu- satunya sumber pengetahuan.Tokohnya:Thomas Hobbes. John Locke. David Hume.
c.       Kritisme
Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala- gejala . Karena itu dibutuhkan sebuah analisis.Tokohnya:Immanuel Kant
d.      Idealisme
Idealis pertama dalam pengertian modern ialah Berkeley yang pada abad ke- 18 menolak eksistensi independen benda-benda. Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran idealisme segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat tertentu terpenuhi. Tokohnya:Hegel. Schopen haver, schjeling
e.       Positivisme
Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Tokohnya:August Comte.[2]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.   Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya  meyakini  pengalaman Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.
2.   Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu; Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan.
3.   Aliran-Aliran Filsafat Modern: Rasionalisme, Empirisme, Kritisme, Idealisme, Positivisme. Descartes, pascal, Kant, Hegel, August Comte dan john locke adalah beberapa nama dari ahli-ahli yang mempelopori dan mendukung teori-teori aliran filsafat modern. Selain nama-nama tersebut, masih banyak ahli yang turut berpartisipasi mendukung teori yang lahir di zaman filsafat modern.



DAFTAR PUSTAKA

A.Wiramihardja, Sutardjo, Pengantar Filsafat, Refika Aditama, Bandung: 2006.
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Rajawali Pers,  Jakarta:2013.
Alfan, Muhammad. Filsafat Modern. Bandung : Pustaka Setia. 2013.

Hakim, Atang Abdul, Filsafat Umum Dari Mitologi Sampai Teofilosofi, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1981.
Muzairi, Filsafat Umum, Yogyakarta: Teras, 2009.

Rahman, Masykur Arif, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: ircisod, 2013.

Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.


[1] Ahmad tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 102
[2] Muhammad Alfan,  Filsafat Modern (Bandung : Pustaka Setia, 2013), 32-35.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Jurnal yang benar dan Baik By: Mumajad El Basyir

Nama : MA’MA MUMAJAD NIM : 932135616 Mata kuliah : Pengembangan Pendidikan Nonformal/Informal Keagamaan. Instansi.         : Instit...